Wednesday, May 1, 2013

Cinta Rasul



Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh 
     
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, Maha Suci Allah yang di tangannya segala kerajaan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dialah yang menjadikan hidup menjadi mati sebagai bahan ujian bagi kalian untuk mengetahui siapa diantara kalian yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, dan kita semua bersyukur atas karunia seiman satu dalam keyakinan kepada Allah SWT dan kita sama berbahagia karena satu dalam akidah yakni satu syariat Islam dan kita sama senang karena satu dalam ikatan silaturahim semuanya kita hanya menghadapkan hanya Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Shalawat dan salam senantiasa kita curahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabat-sahabat beliau, juga pengikut setia beliau hingga akhir jaman. Satu riwayat di katakan kelak pada saat kondisi sangat genting seluruh manusia datang menghadap kepada Rasulullah Adam AS untuk mengharap pertolongan atas syafaat agar manusia di doakan oleh Nabi Adam AS sebagai Bapak seluruh manusia semoga mendapatkan pertolongan dan bisa masuk ke dalam surga namun pada waktu itu Nabi Adam AS menolak, mengingat dosa besar yang pernah dilakukannya hingga ia malu kepada Allah SWT dan menyuruh manusia seluruhnya untuk datang kepada Nabi Nuh AS, tapi apa yang terjadi, Nabi Nuh AS juga merasa malu memohonkan ampunan kepada Allah SWT karena mengingat seringnya meminta kepada Allah SWT untuk mendatangkan pertolongannya seperti misalnya permohonan besarnya kepada Allah SWT pada saat menyebarkan ketauhidan agar manusia menyembah kepada Allah saja, tapi apa yang terjadi, ia menyeru selama 15 tahun tapi yang ikut kepadanya bersama menyembah Allah hanya sekitar 30 orang saja hingga juga meminta kepada Allah SWT agar menenggelamkan dunia beserta isinya, inilah yang menyebabkan Nabi Nuh AS merasa malu kepada Allah SWT sampai akhirnya ia menyuruh manusia menghadap kepada Nabi Ibrahim AS hingga manusia berbondong-bondong pergi meninggalkan Nabi Nuh AS. Kepada Nabi Ibrahim AS, mengingat Nabi Ibrahim AS adalah bapak ketauhidan, hingga segala hajat manusia dapat terpenuhi bila menghadapnya hingga manusia juga kecewa karena Nabi Ibrahim AS juga menolak memberi doa kepada Allah SWT agar didatangkan syafaatnya kepada umat manusia. Beliau Nabi Ibrahim AS banyak mengingat memohon ampun kepada Allah SWT agar didatangkan syafaatnya kepadanya seperti ketika menyebarkan ketauhidan agar manusia menyembah kepada Allah SWT semata. Tapi manusia menolak hingga Nabi Ibrahim agak putus asa dan berdoa kepada Allah agar seketika mendatangkan azab dan seketika itu pula manusia seluruhnya mati di azab sampai akhirnya Nabi Ibrahim AS menyuruh manusia mendatangi Rasulullah Nabi Besar Muhammad SAW. Yang akhirnya Rasulullah Muhammad SAW sebagai Khatamul Anbiya penutup para nabi pemilik Nubuwah yang sempurna menyampaikan hajat umat manusia untuk di doakan dan diselamatkan hingga masuk kedalam surga Jannatun Naim (surga tertinggi ke tujuh sempurna) yang Allah SWT ciptakan untuk manusia sebagai balasan perjuangan manusia dalam memperoleh kebaikan-kebaikan atau amal sholeh (perbuatan benar) selama hidup kita di dunia dan sebaliknya mereka yang banyak amal-amal Tholehnya (salah) sungguh sangat merugi karena akan mendapatkan pula balasan-balasan yang tidak menyenangkan karena berada pada tempat yang sangat mengerikan yakni Neraka yang penuh dengan penyiksaan.

Wahai dikau yang masih sehat selagi masih hayat dikandung badan perbanyaklah mencintai Allah dan Rasulnya dan salah satu manivestasi iman kita kepada Allah SWT adalah mencintai Rasulullah SAW. Mengapa kita harus cinta Rasul SAW ? Karena :

Pertama, sebab itu perintah Baginda Rasul SAW.
Kedua, karena tidak sempurna iman seseorang sebelum mencintai Rasulullah SAW melebihi segalanya. Diriwayatkan dari Anas RA. bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“Tidaklah (sempurna) iman salah seorang di antara kamu sehingga aku lebih dicintainya daripada orang tuanya, anaknya, dan segenap umat manusia." (HR. Bukhari - Muslim).

Hadits shahih tersebut adalah dalil tentang wajibnya mencintai Rasulullah SAW dengan kualitas cinta tertinggi, yakni kecintaan yang benar-benar melekat di hati, yang mengalahkan kecintaan kita terhadap apapun dan siapapun di dunia ini. Bahkan terhadap orang­-orang terdekat sekalipun, seperti : anak, istri, ibu dan bapak. Bahkan cinta Rasul itu harus pula mengalahkan kecintaan kita terhadap diri sendiri.

Dalam shahih Bukhari diriwayatkan, Umar bin Khatthab RA. berkata kepada Nabi SAW.
"Sesungguhnya engkau wahai Rasulullah adalah orang yang paling aku cintai daripada segala sesuatu selain diriku sendiri. Nabi SAW bersabda : "Tidak, demi Zat yang jiwaku ada di Tangan­Nya, sehingga aku lebih engkau cintai dari dirimu sendiri." Maka Umar berkata kepada beliau, "Sekarang ini engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri." Maka Nabi bersabda, "Sekarang (telah sempurna kecintaanmu / imanmu padaku) wahai Umar." (HR. Bukhari)

Jadi, cinta Rasul adalah perintah agama. Tidak boleh kita mengekspresikan cinta kepada Rasul SAW itu menurut selera dan hawa nafsu sendiri, tanpa memperhatikan tuntunan dari Baginda Rasul SAW. Sebab jika cinta rasul itu kita ekspresikan serampangan tanpa mengindahkan syariat agama, maka bukan pahala yang kita raih, tetapi dosa yang kita dapatkan.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Cinta Rasul tidaklah berupa kecenderungan sentimentil dan romantisme pada saat-saat khusus dengan acara-acara tertentu, misalnya. Cinta itu haruslah benar-benar murni dari lubuk hati seorang mukmin, dan senantiasa terpatri di dalam hati. Sebab dengan cinta itulah hatinya menjadi hidup, melahirkan amal shalih, dan menahan dirinya dari kejahatan dan dosa.

Orang yang mengaku cinta Rasul itu ada tanda-tandanya. Adapun tanda-tanda cinta sejati kepada Rasul itu antara lain :
1.      Mentaati Rasulullah SAW dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Allah berfirman yang artinya :
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya." (QS. Al-Hasyr : 7)

Bahkan, hakekat cinta Rasul itu ya taat kepada Rasul itu dan mengikuti sunnah-sunnahnya. Dan siapa yang taat kepada Rasul, berarti ia taat kepada Allah. Allah berfirman yang artinya :
“Barang siapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka." (QS. An-Nisa' : 80)

Maksudnya, Rasul tidak bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan mereka dan tidak menjamin agar mereka tidak berbuat kesalahan. Seorang pencinta sejati Rasulullah SAW, manakala ia mendengar Nabi SAW bersabda memerintahkan sesuatu, ia akan segera menunaikannya. la tidak akan meninggalkannya meskipun itu bertentangan dengan keinginan dan hawa nafsunya.

Adapun orang yang dengan mudahnya menyalahi dan meninggalkan perintah-perintah Rasul, serta menerjang berbagai kemungkaran, maka pada dasarnya ia hanya mencintai dirinya sendiri. Sehingga kita saksikan dengan mudahnya ia meninggalkan shalat 5 waktu, puasa Ramadhan, meninggalkan pakaian muslimah yang menutup auratnya dsb. Padahal Nabi SAW sangat mengagungkan syariat tersebut. Dan orang jenis ini akan dengan ringan pula melakukan berbagai larangan agama lainnya. Na'udzubillahi min dzalik.

2.      Menolong dan mengagungkan Rasul SAW, sebagaimana yang telah dilakukan oleh para sahabat sebelum dan sesudah beliau wafat, yakni dengan menyebarkan dan mengagungkan sunnah-­sunnahnya di tengah-tengah kehidupan umat manusia, betapapun tantangan dan risiko yang dihadapinya. Nah, untuk ini, tidak bisa tidak, kita harus sering dan banyak membaca serta mempelajari hadits Nabi, dan Sirah Nabi SAW.

3.      Tidak menerima sesuatupun perintah dan larangan kecuali melalui Rasul SAW. Dan rela dengan apa yang beliau tetapkan, serta tidak merasa sempit dada dengan sesuatupun dari sunnah-­sunnahnya. Adapun selain beliau, termasuk para ulama dan shalihin, maka mereka adalah para pengikut Nabi SAW. Tidak seorangpun dari mereka boleh diterima perintah dan larangannya kecuali berdasarkan apa yang datang dari Nabi SAW.

4.      Mengikuti dan menghidupkan Sunnah Rasul SAW serta mengikuti beliau dalam segala hal; dalam hal shalat, wudhu, dan berbagai macam ibadah lainnya, juga dalam hal akhlak dan adab, seperti : kasih sayang, rendah hati, dermawan, kesabaran, zuhud, adab berpakaian, bergaul, dll.

5.      Memperbanyak shalawat atas Nabi SAW kapan saja dan di mana saja berada. Allah berfirman yang artinya :
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab : 56)

Bershalawat artinya : kalau dari Allah berarti memuji dan memberi rahmat; dari Malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan perkataan : Allahuma shalli ala Muhammad.

Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa bershalawat atasku sekali, niscaya Allah bershalawat atasnya sepuluh kali. “ (HR. Muslim).

Adapun contoh bentuk shalawat Nabi adalah sebagai mana yang diajarkan Nabi SAW ketika ditanya sahabat, yaitu : “Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad” yang artinya, “Ya Allah, berilah rahmat atas Muhammad dan keluarga Muhammad.”  (HR. Bukhari).

6.      Mencintai orang-orang yang dicintai oleh Nabi SAW, seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Aisyah RA. dan lain-lain yang disebutkan Nabi dalam haditsnya. Kita harus mencintai orang yang dicintai Nabi, dan (sekaligus) membenci orang yang dibenci Nabi. Lebih dari itu, hendaknya kita juga mencintai segala sesuatu yang dicintai Nabi termasuk ucapan, perbuatan, dan sesuatu yang lain.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Itulah tanda-tanda orang yang cinta kepada Rasul SAW. Kalau tidak memenuhi itu, berarti pengakuan kita hanya sekedar pengakuan tanpa bukti, alias omong kosong belaka, meskipun dengan melakukan berbagai aktivitas yang mengatasnamakan “Cinta Rasul.”

Semoga uraian tadi dapat membuka hati kita untuk benar-­benar mencintai Rasululllah SAW dengan bentuk yang benar, sesuai dengan Sunnah Rasul SAW. Amiin Ya Rabbal ‘alamiin.

Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

No comments:

Post a Comment