Wednesday, May 1, 2013

Cara Allah Mengingatkan Janji



Ia meminta limpahan rezeki. Begitu permintaannya dipenuhi, janjinya diingkari.

Seorang ustadz dari sebuah pesan­tren datang ke rumah. Ia menceritakan kesulitan pesantrennya. Mendengar hal itu aku langsung me­nyahut, "Seandainya aku punya kele­bihan, aku ingin membantu." Diam­-diam aku pun berdoa, "Ya Allah, seki­ranya Engkau berikan aku rezeki uang lebih dari 2 juta rupiah, maka aku akan membantu pesantren sebesar 2 juta."

Sebagai seorang pegawai negeri yang merantau demi tugas di daerah kepulauan di Kawasan Indonesia Timur seperti aku, doa spontan di atas sungguh tak masuk akal. Mana mungkin mendapatkan tam­bahan penghasilan di luar gaji tanpa usaha sampingan. Satu-satunya jalan adalah menunggu tanggal gajian, tapi itupun biasanya juga pas-pasan untuk kebutuhan keluarga. Namun logika itu tak berlaku jika Allah SWT ingin menunjukkan kuasa-Nya. Beberapa hari kemudian, aku mendapatkan uang lebih dari Rp 2 juta. Tiba-tiba ada orang yang begitu baik memberiku amplop. Aku sendiri bingung, apa jasaku kepadanya.

Aku masih teringat doa yang baru saja kupanjatkan beberapa hari sebe­lumnya. Namun aku juga ingat kebutu­han keluargaku. Kemarin istriku di kampung halaman baru telepon minta kiriman uang untuk kebutuhan sekolah anak-anak. Aku bingung, mana yang harus aku dulukan ?

Akhirnya, aku sisihkan Rp 1 juta dan aku masukkan ke dalam amplop dengan niat akan aku sedekahkan ke pesantren. Sisanya, Rp 1 juta lebih sedikit akan aku kirim untuk keluarga.

Karena aku tidak mempunyai sepeda motor, maka aku minta tolong agar diantar sopir kantor ke pesantren yang jauhnya sekitar 14 km. Sesampainya di pesantren aku serahkan uang itu dan langsung berpamitan pulang.

Sampai di rumah sopir yang me­ngantarku pun cepat-cepat pulang ka­rena ada keperluan. Sementara mobil ditinggal di rumahku.

Beberapa saat kemudian aku segera keluar mencari makanan dengan membawa mobil. Ketika aku mau belok kanan di pertigaan jalan, tiba-tiba terdengar suara keras "brak!" Astaghfirullah, aku kaget bukan main, ternyata mobil yang aku kemudikan menyerempet becak.

Tiba di rumah aku merenung, me­ngapa kecelakaan itu bisa terjadi ? Ada rahasia apa di balik kejadian tadi ? Aku baru ingat dan segera aku beristighfar. Mungkin itu peringatan Allah karena aku telah melupakan jan­jiku kepada-Nya. Aku teringat dengan ayat al-Qur'an yang isinya menegur aku :

"Dan di antara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah : 'Sesungguhnya jika Allah membe­rikan sebagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh.' Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta." (At-Taubah [9] : 75 - 77)

Segera keesokan harinya aku penuhi janjiku. Aku berikan lagi kekurangannya, lalu meminta maaf kepada ustadz dan menceritakan kejadian itu. Aku bahagia dan bersyukur kepada Allah yang telah mengingatkanku dengan cara-Nya se­hingga aku terhindar dari kemunafikan. Subhanallah

No comments:

Post a Comment